Menumbuhkan berpikir kritis, upaya JIS untuk memberdayakan perempuan melalui pendidikan

Hari Perempuan Internasional diperingati setiap tanggal 8 Maret setiap tahunnya. Tahun ini hari ini jatuh pada hari Senin (3 Agustus 2021).

Hari Perempuan Internasional pertama kali diperingati dalam sejarahnya lebih dari satu abad yang lalu, lebih tepatnya pada tahun 1911. Hari bersejarah ini bukan hanya sekedar peringatan, namun memiliki sejarah panjang dan makna mendalam yang mengikutinya.

Tujuan utama peringatan Hari Perempuan di masa lalu adalah untuk merayakan prestasi perempuan

di berbagai bidang seperti prestasi sosial, ekonomi, budaya, politik dan pendidikan. Saat itu, Hari Perempuan juga merupakan seruan untuk memperjuangkan kesetaraan gender.

Kini, 110 tahun kemudian, perempuan masa kini merasakan banyak prestasi dan kemenangan. Di bidang pendidikan, misalnya, semua perempuan tanpa terkecuali bisa menuntut ilmu setinggi-tingginya tanpa aturan yang membatasi.

Selain itu, berbagai lembaga pendidikan terus berupaya memberdayakan perempuan sejak dini. Salah satunya adalah Jakarta Intercultural School (JIS).

Baca juga: Memenuhi kebutuhan akademik dan sosio-emosional adalah inti dari JIS dalam pembelajaran digital

Dapatkan informasi, inspirasi, dan wawasan di email Anda.
email pendaftaran

Sejak didirikan 70 tahun yang lalu, JIS secara konsisten menawarkan kepada mahasiswanya

berbagai kesempatan untuk menumbuhkan pemikiran kritis, kemandirian, dan kepercayaan diri.

Kepala Sekolah JIS Dr. Tarek Razik mengatakan bahwa semua siswa di JIS, terlepas dari jenis kelamin atau latar belakang budaya, akan diperlakukan sebagai individu dengan potensi yang sama.

“Kami memahami perlunya memberdayakan perempuan untuk menjadi lebih baik dan setara di masyarakat. Pendidikan memegang peranan yang sangat penting dalam tugas ini,” kata Dr Tarek Razik dalam komunikasi resmi yang diterima Kompas.com, Kamis (4 Maret 2021).

Setiap siswa, lanjutnya, memiliki keunikannya masing-masing. Mereka juga memiliki harapan, tujuan, minat, dan kekuatan sendiri untuk terus berkembang.

“Tugas kami di JIS adalah memimpin mereka. Salah satu kemungkinannya adalah dengan memberikan kebebasan untuk memilih mata pelajaran dan disiplin ilmu yang luas dan beragam sesuai dengan minat Anda,” jelas Dr. Tarek Razik.

Allison, lulusan angkatan 2020 yang telah belajar di JIS sejak sekolah dasar, merasakan kebebasan

untuk mengembangkan dan mengekspresikan dirinya dalam semua proses pembelajaran. JAKARTA INTERCULTURAL SCHOOL Allison, lulusan angkatan 2020 yang telah belajar di JIS sejak sekolah dasar, merasakan kebebasan untuk mengembangkan dan mengekspresikan dirinya dalam semua proses pembelajaran.

Potensi tak terbatas

Bagi mahasiswa, apa yang JIS coba lakukan sangat bermanfaat. Kebebasan untuk mengembangkan dan mengekspresikan diri dirasakan oleh Allison, lulusan angkatan 2020 yang telah belajar di JIS sejak sekolah dasar.

Beragam kegiatan yang ditawarkan di JIS, baik akademik maupun ekstrakurikuler, memungkinkan Allison untuk mengeksplorasi minatnya tanpa batas dan mencari tahu apa yang ingin dia pelajari setelah lulus.

“Wanita di seluruh dunia memiliki kemampuan yang tidak terbatas. Namun, pilihan Anda terbatas karena kurangnya kualitas pendidikan. Padahal, pendidikan berkualitas untuk anak perempuan sangat penting untuk membentuk masyarakat yang adil,” kata Allison.

Wanita yang saat ini sedang menempuh pendidikan dual degree jurusan manajemen perhotelan dan ilmu makanan di Cornell University ini mengatakan, program service learning JIS merupakan salah satu jembatan yang dapat ia kembangkan sendiri.

Baca juga: Seperti Apa Seharusnya Dunia Pendidikan Menyongsong Revolusi Industri 4.0?

KKN menawarkan siswa kesempatan untuk membantu kelompok kurang mampu di seluruh Indonesia. Program tersebut juga menyadarkan Allison bahwa tidak semua wanita seusianya mendapatkan kesempatan yang dia miliki.

“Saya sangat bersyukur bisa kuliah di JIS sebagai perempuan. Karena pelajaran dan pengalaman yang saya terima mengarahkan saya ke arah yang benar untuk membuat perbedaan di dunia ini, ”kata Allison.

Manuela, alumnus JIS lain yang saat ini belajar di Universitas Harvard, sependapat dengan Allison. Menurutnya, JIS mendorong seluruh mahasiswa untuk menghadapi tantangan dan meraih peluang demi masa depan yang cerah.

“JIS mempersiapkan saya untuk masuk universitas dalam banyak hal. Pada tahap awal, terkait dengan proses aplikasi di universitas, JIS membantu saya melalui penempatan konsultan. Saya merasa didukung penuh, dipahami dan dibimbing,” jelas wanita yang juga sedang menyelesaikan gelar ganda di bidang biologi molekuler dan ilmu komputer ini.

LIHAT JUGA :

https://paskot.id/
https://politeknikimigrasi.ac.id/
https://stikessarimulia.ac.id/
https://unimedia.ac.id/
https://www.hindsband.com/
https://savepapajohns.com/
https://mudikbumn.co.id/